Rabu, 23 April 2014

everybody lies


Bohong adalah sebuah fenomena hidup yang sering dan hampir tiap hari kita jumpai dalam kehidupan kita. Bohong adalah suatu perilaku yang dilakukan individu dengan berbicara yang tidak benar atau salah agar orang lain percaya akan dirinya, yang ada jadi tidak ada atau sebaliknya yang tidak ada jadi ada. Didalamnya terdapat unsur kesengajaan. Ingat...ada unsur kesengajaan. Namun bila tidak sengaja bisa dibilang itu adalah sebuah kesalahan bukan sebuah kebohongan.  

Hingga saat ini tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali melakukan hal ini. Siapa sih yang tidak pernah berbohong di atas dunia ini. Saya rasa hampir semua orang pernah berbohong, hanya berbeda pada levelnya. Dan sebalikanya, siapa sih yang ngak pernah dibohongi. Mari kita bahas sesuai levelnya :

Pembohong level 1
Pembohong pada level ini melakukan kebohongan hanya sesekali saja, hanya untuk alasan tertentu saja mereka mau berbohong. Biasanya untuk mempertahankan diri atau orang disekitarnya agar tidak mendapatkan hukuman atau ancaman. Pada setiap kebohongan yang mereka lakukan biasanya mengandung ketakutan. Karena itu mereka biasanya membuat alasan berbohong dengan cara yang masuk akal sekali. Mereka akan memikirkannya alasan yang bisa diterima akal. Karena hanya sesekali, mereka biasanya belum bisa mengontrol bahasa tubuh mereka. Mudah sekali mengetahui bila mereka berbohong dari bahasa tubuhnya.

Pembohong level 2     
Pembohong pada level ini sering sekali berbohong disepanjang hidupnya. Bahkan secara alami dan profesional mereka melakukannya. Ada beberapa type pada level ini :  
• Pembohong normal yang sadar bahwa yang ia katakan bohong atau tidak benar. Mereka sering melebih-lebihkan cerita agar yang mendengar merasa terkesan.
• Pembohong patologis, mereka ini mengalami gangguan mental. Bahkan mereka sendiri percaya akan kebohongan mereka sendiri.

Kenapa orang berbohong? Terkadang orang terpaksa untuk berbohong. Pada dasarnya untuk mempertahankan dirinya atau tidak ingin menyakiti orang yang telah dibohonginya dan banyak alasan untuk kita berbohong. 
Maka berhati-hatilah kita bila sudah berbohong mendarah daging pada diri kita, bila tidak berbohong sehari saja seperti separuh jiwanya hilang. Wes…parah banget yah. Mudah-mudahan kita tidak seperti itu yah. Jadi bagi mereka yang sudah mendarah daging bohongnya, mereka sudah menemukan nikmatnya berbohong. Kalau mereka sudah berbohong, mereka merasa dapat dipercayai lagi dan merasa bisa menguasai situasi yang ada. Mereka merasa bisa mengontrol keadaan dengan baik. Itulah mengapa mereka merasa ketagihan untuk berbohong, berbohong dan terus berbohong.

Dalam sehari, rata-rata pria ternyata berbohong enam kali. Kebohongan ini tak hanya mereka sampaikan kepada pasangan, tetapi juga kepada atasan dan rekan kerja. Pria berbohong untuk meningkatkan penilaian dan ego mereka.Di lain pihak, wanita biasa berbohong sebanyak tiga kali sehari, demikian menurut survei yang digelar oleh 20th Century Fox dalam rangka peluncuran DVD film Lie to Me.

Belum diketahui apakah kebiasaan berbohong itu merupakan hasil dari gen, evolusi, atau cara kita dibesarkan. Sebuah studi yang dilangsungkan oleh London's Science dari sekitar 3.000 relawan diketahui, kita paling sering berbohong kepada ibu kita. Sebanyak 25 persen pria dan 20 persen wanita mengakui hal ini. Mengenai kebohongan itu juga, 82 persen wanita merasa termakan rasa bersalah akibat kebohongan yang mereka ucapkan. Sementara hanya 70 persen pria yang merasa bersalah dari kebohongan mereka.  

Richard Newman, seorang pakar body language mengungkapkan ada beberapa hal yang sering dikatakan pria untuk berbohong :
- lagi kena macet nih!
- harganya ngak semahal itu kok...
- saya lagi di jalan...
- sorry...ngak sempat angkat hp...
- kamu lebih cantik / lebih seksi / lebih pintar / lebih...
- enggak ada apa-apa kok... 


Sangat sulit memang untuk tidak berbohong. Apalagi bila kita dalam situasi yang mendesak untuk berbohong. Berbohong terjadi secepat kilat. Zeeepp….ups..nah terucaplah kata-kata yang bohong. Setelah itu ada yang menyesal dan ada yang tidak menyesal. Kembali kepada individu lagi. Ada yang memikirkanya lagi hingga membuat dia harus berkata jujur lagi, atau ada yang memikirkannya merasa tidak enak dan nyaman namun masih tetap mempertahankan kebohongannya. Dan ada yang lebih parahnya lagi sudah berbohong tidak merasa bersalah dan sama sekali tidak memikirkannya. Bohong itu erat hungungannya dengan hati. Mereka yang punya hati nurani yang tinggi akan merasa tidak nyaman bila sudah berbohong. Namun bagi mereka yang tidak punya hati nurani akan merasa puas karena sudah berbohong. 

Sedangkan banyak juga individu karena alasan hati juga individu melakukan kebohongan. Susah memang kalau sudah ngomong hati. Karena hati itu bukan suatu hal yang dapat dilihat dan dipegang. Hati itu soal perasaan yang hanya bisa dirasakan. Ibarat makan permen yang rasanya manis, kita bisa merasakan manisnya permen itu, namun kita tidak bisa melihat mana yang manis itu. Sering juga terjadi, apa yang diucapkan tidak sama dengan apa yang dirasakanya dihati. Sulit memang untuk merubah apa yang kita rasakan dihati dengan sebuah kalimat yang keluar dari mulut kita sendiri.       
Apapun alasan seseorang itu berbohong. Terkadang berdalih kalau berbohong demi suatu kebaikan, dengan suatu alasan yang baik. Atas nama apapun itu, bohong tetap saja bohong. Besar atau kecil, baik atau jahat, orang kaya atau miskin, pintar atau bodoh atau apalah…bohong ya bohong. Big or small, lies is lies.

Tips agar tidak berbohong :  
- jangan mudah berjanji.
- lebih baik diam.
- latih terus kejujuran.
- bicara apa adanya.
- jangan terbiasa asbun dan asbak (asal bunyi dan asal nyablak).

Terkadang seseorang harus merasa dibohongi dahulu baru ia sadar gimana kecewanya ketika dibohongi. Ya berusahalah untuk tidak membohongi orang lain, karena kepercayaan tidak bisa ditukar dengan apapun. Lagipula kualitas jiwa seseorang kan salah satunya bergantung dari ucapannya, kalau ucapannya ga bisa dipercaya, berarti kualitasnya juga dipertanyakan . 😊:)

Don't beLIEve the lies...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar